Apa Kepanjangan RIP?

RIP,
seringkali diucapkan kepada orang yang meninggal dunia. Kepanjangan RIP adalah Rest in Peace (bahasa Inggris). kepangan
RIP sering ditulis di bawah akronimnya, pada batu nisan.
Dalam bahasa Indonesia
artinya adalah beristirahat dengan tenang. Kata ini cocok dikatakan bagi
mendiang yang meninggal, karena sesungguhnya kematian adalah beristirahat
dengan tenang se-tenang-tenangnya.
Rest
in Peace merujuk pada kematian yang terlepas pada kehidupan yang penuh dengan problema.
Dengan kematian, secara langsung segala masalah itu hilang dan terlepas dari
dunia. Fakta uniknya, kuburan-kuburan sebelum abad ke-8 tidak ditemukan kata
RIP di batu nisannya. Penggunaannya baru pada abad ke-18.
Pengucapan
RIP sendiri baru populer pada saat Misa Requiem (Bagian dari ritus Tridente
Benediktus XVI) mengungkapkan Misa
Tridente (Sebuah nisan yang indah). Ada kontradiksi pada pengucapan kata-kata
ini.
Umat Islam tidak diperbolehkan mengucapkan kata RIP ataupun kepanjangan RIP
sekalipun, walaupun itu dalam bahasa Inggris yang netral, bukan merupakan
mantra atau ayat suci sebuah kitab keagamaan.
Umat
muslim, mengatakan Innalillahi
wainnailahi rojiun (Semua milik Alloh SWT dan akan kembali kepadanya), ada
perbedaan makna disini. Kepercayaan umat kristen tentang penghapusan dosa
setelah kematian dan umat muslim yang menyerahkan segalanya kepada Allah SWT.
Menurut Fauzil Adhim, kedudukan RIP sama dengan Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihii wa'fu'anhu ("Ya Allah,
ampunilah dia, dan kasihanilah dia dan sejahterakanlah serta ampunilah dosa
kesalahan dia.")
Kepercayaan
umat muslim dan merujuk kepada perkataan Nabi Muhammad, “Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka,” (HR. Abu Daud dari Ibnu
‘Umar radhiyallahu’anhuma, Al-Irwa’: 1269).
Maka, Umat muslim tidak memastikan
sang rahimahullah (mendiang) masuk
surga ataupun damai di alam akhirat, karena hanya Allah yang tahu.
Makna
RIP (beristirahatlah dengan damai) yang berasal dari kepercayaan Nasrani ini,
dianggap tidak benar (dirasa kurang pas), karena kita sebagai manusia tidak
dapat memastikan sama sekali, apakah kondisi mati itu, adalah ketenangan,
kedamaian, kebahagiaan. Namun umat yang mengucapkannya menempatkan kata rest in
peace sebagai harapan bahwa yang meninggal mendapatkan kedamaian setelah
kematian.