
Ho, ho, ho,
(kaya sinterklas aja, gue). Tak apalah, kalau sinterklas itu bawa kado, gue
bawa info. Dijamin deh info ini semenarik kado yang dibawa bapak santa.
Penasaran kan? Lihat judulnya “ Tuna Grahita itu Apa Ya?” Judul itu malah
tanya, bukan memberi tahu.
Tunggu dulu,
alkisah, judul itu harus menarik bro. Biar yang baca itu penasaran. Kan kalau
penasaran, pasti dibuka dan dibaca. Ya meskipun cuma dibaca sih, tapi sapa tahu
juga dipahami. Kan kita tidak tahu selera orang itu gimana? Cukup. Jadi
ngegosip nanti. Ayo tak kandani sini.
Tuna grahita itu
apa ya? Hey kok malah jadi tanya lagi. Mau lebih panjang lagi nih urusannya?
Okay, serius.
Tuna grahita itu
dari kata tuna dan grahita. Tuna itu less
(less? Itu semacam bimbingan belajar kah? Bukan! Less itu artinya kurang). Grahita itu berhubungan dengan mental
seseorang. Nah mental itu kaitannya sama IQ atau Intelligence Quotient (english dikit lah, biar kelihatan pinter).
Jadi orang yang
mengalami tuna grahita itu dia mengalami perkembangan mental yang tidak normal
nih, gays. Gimana itu normal coba? Orang yang mengalami ini biasanya IQ nya itu
di bawah rata – rata, sudah gitu, dia kurang dapat menyesuaikan dirinya dengan
kehidupan sosial.
Bisa kebayang
kan betapa kasiannya mereka? Secara, kita itu hidup juga butuh orang lain.
sedangkan mereka mengalami kekurangan dalam penyesuaian diri. Apa tidak kasian?
Makanya mereka punya sekolah yang khusus untuk mengatasi kekurangannya itu.
Tapi teman, kita
tidak boleh menjauhi mereka. Sekalipun mereka itu punya keterbatasan. Mereka
juga manusia, seperti rocker juga manusia. Kalau kita bisa menghargai rocker,
maka kita juga harus bisa menghargai mereka.